Posts

Riddle #13

Image
“Hey, kau sudah selesai belum?” Aku bertanya pada istriku, ia membelakangiku. Kenapa sih wanita selalu memerlukan waktu yang lama untuk bersiap-siap? “Sebentar lagi. Tidak sabaran sekali! Kita kan tidak terburu-buru… Hey Shou-chan (ini nama anaknya), diamlah!” Ia benar, tetapi aku memang orang yang tidak sabaran, tidak ada yang bisa kulakukan untuk mengubahnya. Hari ini hampir pergantian tahun. Seluruh dunia sibuk. Aku mengambil rokok dari kantongku dan menyalakannya. “Aku berpikir, apakah kita tidak akan mengagetkan ayah dan ibumu kalau kita tiba-tiba kita datang?” “Jangan khawatir. Mereka akan mulai tersenyum saat melihat wajah anak kita.” Ujarku, sambil memandang anakku yang berbaring disebelah kami. “OK, siap? …. Oh tunggu.” “Hah? Ada apa?” “Lihat, ini… ini disini.” Istriku menunjuk leherku dan aku menyentuhnya. “Oh aku lupa.” “Kau tidak hanya tidak sabar tetapi otakmu juga kacau! Sini.” “Aku… mencintaimu.” Bisik istriku, tidak terdengar, seperti berbica

Answer #12

Image
Jawaban: Karena pintu ini cara membukanya ditarik kedalam, tapi karena panic pengunjung club lupa cara membuka pintu ini.. sedikit aneh tapi ini true story .-.

Riddle #12

Image
Sebuah nightclub bernama Cocoanut Grove pada tahun 1942 mengalami kebakaran yang sangat mengerikan dimana lebih dari 400 orang di dalamnya meninggal. Setiap orang di dalam sebenarnya mampu keluar dari gedung itu. (True Story) Kenapa bisa??

Answer #11

Image
Jawaban: Didalam lift ada orang lain selain dia tapi dalam wujud yang berbeda, kan tombol lift bisanya dipencet dari dalem

Riddle #11

Image
Temanku menceritakan cerita ini. Ia tinggal di gedung apartemen tinggi. Karena ia tinggal di lantai 14, ia harus menggunakan lift. Suatu hari, pada tengah malam, ia pulang dari kerja. Ia naik lift dan memencet tombol 14. Sesaat setelah pintunya tertutup dan elevator mulai bergerak, tombol 8 menyala. “Hmm, siapa ya yang mau naik lift di tengah malam begini?” Segera setelah ia berkata begitu, ia menyadari sesuatu dan cepat-cepat memencet tombol lantai 2, 3, 4, dan 5 secara tergesa-gesa. Pintu lift melewati lantai 2, tetapi untungnya lift berhenti pada lantai 3 dan kemudian ia memaksa keluar lewat pintu lift yang lambat terbukanya, kemudian ia berlari keluar. Ia turun dengan tangga dan meninggalkan gedung, dan kemudian ia menghabiskan waktu semalaman untuk membaca majalah di minimart dekat gedungnya sampai pagi. “Mungkin bukan apa-apa, tetapi kau tidak pernah tahu.” Ia tersenyum ketika menceritakannya, tetapi bahkan sampai hari ini, ia masih menghindari menggunakan

Answer #10

Image
  Jawaban: Pegangan tangan kan tangan kanan sama tangan kiri… nah ini kok tangan kanan semua… hahaha

Riddle #10

Image
Saat OSPEK, kami semua diharuskan mengikuti uji nyali di sebuah pemakaman tua. Kami dikirim berdua-dua untuk melintasi kuburan tersebut untuk menguji keberanian kami. Aku dan temanku sangat ketakutan karena saat itu sudah tengah malam. Begitu sampai di kamp, kami berdua tertawa sambil menunjukkan tangan kanan kami yang membiru. Pasti karena kami berpegangan tangan terlalu erat saking takutnya. Kalau dipikir-pikir hal itu sangat konyol. Tak ada alasan bagi kami ketakutan seperti itu sebab tak ada satupun hal seram terjadi pada kami malam itu.

Answer #9

Image
  Jawabannya... Si aku adalah pembunuhnya

Riddle #9

Image
Aku terbangun tengah malam dan merasakan suatu perasaan tak enak. Aku menyalakan lampu mejaku dan melihat genangan darah yang sangat banyak di selimutku. Aku menjerit dan berlari keluar kamarku. Aku buru-buru turun ke lantai bawah dan melihat Buddy, anjingku, kini terbaring bersimbah darah di dasar tangga. Aku hendak keluar melalui pintu depan ketika aku mendengar suara di ruang makan. Pembunuh itu masih ada di sini! Aku segera berlari ke atas lagi untuk menemukan orang tuaku, berharap mereka masih hidup. Aku membuka pintu kamar orang tuaku dan melihat kolam darah di lantai. Darah menetes dari atas tempat tidur dimana kedua orang tuaku terbaring tak bernyawa. Aku mendengar sang pembunuh naik ke atas. Pelan namun pasti, ia membuat suara decitan ketika kakinya menginjak anak tangga yang terbuat dari kayu. Aku meringkuk di pojok ruangan,tak ada lagi jalan keluar. Pembunuh itu masuk melalui pintu. Aku bernapas lega. Itu bukan pembunuh, ternyata itu pria berseragam